Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur dan Contohnya dalam Praktik

Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur dan Contohnya dalam Praktik

Siklus akuntansi adalah proses yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan melaporkan transaksi keuangan dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur, siklus akuntansi memiliki beberapa tahap yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan jasa atau dagang karena adanya proses produksi dan pengelolaan persediaan barang. Mengetahui langkah-langkah dalam siklus akuntansi ini sangat penting agar laporan keuangan yang dihasilkan akurat dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang tepat.

1. Pencatatan Transaksi Keuangan

Siklus akuntansi dimulai dengan pencatatan semua transaksi keuangan perusahaan. Di perusahaan manufaktur, transaksi ini mencakup pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, hingga pembelian aset tetap. Setiap transaksi dicatat dalam jurnal umum sesuai dengan kategori akun yang relevan.

Contoh:
Pembelian bahan baku senilai Rp 10.000.000 dicatat dalam jurnal pembelian.

2. Posting ke Buku Besar

Setelah transaksi dicatat dalam jurnal, langkah selanjutnya adalah memindahkannya ke buku besar. Di perusahaan manufaktur, buku besar ini akan mencatat akun-akun seperti persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.

Contoh:
Bahan baku yang dibeli akan diposting ke akun persediaan bahan baku, sedangkan biaya tenaga kerja langsung diposting ke akun biaya produksi.

3. Penyesuaian Jurnal

Pada akhir periode akuntansi, perusahaan perlu melakukan penyesuaian untuk memastikan bahwa akun-akun tercatat dengan benar dan mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Di perusahaan manufaktur, penyesuaian ini mencakup perhitungan persediaan akhir barang jadi, barang dalam proses, dan bahan baku, serta pengalokasian biaya overhead pabrik.

Contoh:
Persediaan bahan baku yang tersisa pada akhir periode perlu disesuaikan dengan jumlah yang sebenarnya.

4. Laporan Keuangan

Setelah semua transaksi dan penyesuaian selesai dilakukan, perusahaan menyusun laporan keuangan, yang meliputi laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Di perusahaan manufaktur, laporan ini juga akan mencakup informasi tentang biaya produksi, margin keuntungan, dan perhitungan harga pokok penjualan.

Contoh:
Laporan laba rugi akan mencakup total pendapatan, biaya produksi, dan laba bersih setelah pengurangan biaya tetap dan variabel.

5. Tutup Buku

Setelah laporan keuangan disusun, langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah menutup buku. Semua akun nominal (pendapatan, biaya, dan keuntungan) akan ditutup untuk memulai periode akuntansi yang baru.

Contoh:
Akun pendapatan dan biaya yang sudah disusun akan dipindahkan ke akun laba ditahan di neraca.

6. Audit dan Evaluasi

Di perusahaan manufaktur, audit sering dilakukan untuk memverifikasi keakuratan laporan keuangan. Evaluasi terhadap proses produksi juga penting untuk memastikan bahwa efisiensi dan biaya produksi sesuai dengan standar yang diinginkan.

Contoh:
Audit persediaan barang dalam proses dilakukan untuk memastikan bahwa stok dan nilai barang tercatat dengan benar.

Kesimpulan

Siklus akuntansi di perusahaan manufaktur memerlukan perhatian ekstra terhadap proses produksi dan pengelolaan persediaan. Setiap langkah, dari pencatatan transaksi hingga audit, harus dilakukan dengan teliti agar laporan keuangan yang dihasilkan akurat dan dapat diandalkan. Dengan menggunakan Abipro Software Akuntansi, perusahaan manufaktur dapat menyederhanakan dan mempercepat proses akuntansi, mulai dari pencatatan transaksi hingga penyusunan laporan keuangan yang lengkap dan tepat waktu.


Languages »

You cannot copy content of this page